Just another WordPress.com site

TULISAN II

JOKOWI

PEMIMPIN RAKYAT BERJIWA ROCKER

BAB 1

MASA KECIL HINGGA KULIAH

Rumah di bantaran kali

Bantaran kali anyar yang berada di utara terminal Tirtonadi di

dijantung kota Solo tidak pernah terlupakan Joko, nama kecil dari Ir.H. Joko Widodo, yang juga akrab disapa Jokowi. Di area ini saat ini digunakan sebagai terminal travel daerah Gilingan, Banjarsari yang dulunya lebih dikenal dengan nama Pasar Bambu.

 

Menempati rumah berukuran tujuh kali tiga puluh meter, berdinding tembok, dengan bagian depan penuh dengan perabot kayu dan bambu serta furniture yang sederhana, jokowi hidup bersama orang tuanya Notomiharja dan Sujiatmi. Masa kecilnya terbilang cukup pahit mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan. Sebelum menikmati rumah yang sepenuhnya menjadi hak milik orang tuanya tersebut. Jokowi bersama keluarga hidup nomaden dengan berpindah dari satu bantaran kali ke bantaran kali lainnya.

 

Joko Widodo lahir di rumah sakit Brayat Minulyo, Solo pada tanggal 21 Juni 1961. Sejak lahir Jokowi sudah dibawa orang tua dan tiga saudara perempuannya untuk berpindah-pindah tempat tinggal. Tak lama akhirnya Jokowi tinggal dibantaran kali Pepe. Saat Jokowi berusia lima tahun, karena tak memiliki biaya biaya untuk membeli rumah, ayah jokowi terpaksa memboyong istri dan anak-anaknya untuk menetap sebagai penghuni liar di pasar kayu dan bambu Gilingan yang berada di selatan bantaran Kali Anyar. Di sinilah orang tua jokowi memulai usaha berjualan kayu gergajian untuk bahan baku perabot rumah tangga dengan harga yang terjangkau.

 

Tempaan hidup seperti ini tidak membuat Jokowi muda pesimis menjalaninya. Sebagai anak dari keluarga yang kurang mampu, dia tumbuh dengan sikap sederhana. Kondisi dan tuntutan hidup membuat Jokowi terbiasa dengan masa-masa sulit. “tiyang niku menengen, mboten nate pas-pasan (Jokowi itu orangnya pendiam, tidak pernah meminta apa-apa sama orang tuanya)”, ucap tetangganya .

 

Alis Hilang

 

     Seperti layaknya anak-anak lain yang tinggal di pinggir kali, Jokowi kecil senang mandi di kali, mincing, mencari ikan cethol di Kali Anyar, mencari telur bebek di pinggir kali, main layang-layang, juga bermain sepak bola. Namanya bocah pastilah memiliki kenakalan yang unik atau sikap yang manja. Contohnya, Jokowi kecil sering menangis bila hanya sendirian di rumah, tidak ada teman seumurannya.

 

     Sikap Jokowi yang glidik juga diakui oleh sang ibu. Suatu hari Jokowi ikut budenya ke Wonogiri dan menangis seharian. Kenapa? Ketika itu Jokowi main Long Bumbung ( meriam bambu ), tiba-tiba saat Jokowi menyulut meriam, apinya menyembul dan mengenai alis dan bulu matanya. Mukanya juga terkena sedikit percikan api.” Nah, gara-gara itu alisnya sempat hilang, karena main-main long bumbum itu,” kenang sang ibu.

 

Digusur

 

     Saat duduk di kelas IV SD, Jokowi bersama ketiga saudara perempuan dan orang tuanya harus pindah rumah lagi, kali ini bukan karena tidak mampu membayar kontrakan, melainkan rumah Jokowi di gusur oleh pemerintah Surakarta tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Dari yang dia dengar kala itu, pasar kayu Gilingan akan dijadikan terminal oleh pemerintah kta setempat. Pasar kayu Gilingan pun dipindah ke bagian utara bantaran Kali Anyar.

 

     Mereka pindah dan hanya diberikan sepetak tanah di tempat baru itu oleh pemerintah kota tanpa diberikan uang untuk membeli bahan bangunan guna membangun rumah kembali. Dan pada saat itu keluarga Jokowi menumpang dirumah kaka dari garis keturunan ibu Jokowi atau Pakde Jokowi, Wiyono. Disana mereka hanya tinggal kurang dari satu tahun setelah Jokowi menempuh kelas V SD mereka pindah untuk menempati rumah baru disebelah barat Manahan di jalan Ahmad Yani No.331 Solo. Setelah lulus SD tahun 1974 Jokowi melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 1 Surakarta. Tak berubah sejak masa SD Jokowi tetap menjadi Juara kelas.

 

Mengenal Musik Rock

 

     Sedikit berbeda dengan amsa SD, pada sekolah lanjutan Jokowi lebih rajin belajar di rumah.” Di SD jarang belajar, tapi selalu juara. Tapi kalau SMP jadi lebih rajin dan sering juara keas,” kata Jokowi.

 

     Selama di SMP pulang dan pergi sekolah Jokowi muda kadang berjalan kaki atau berboncengan sepeda dengan temannya. Disaat itulah sepulang sekolah Jokowi selalu melintasi Trencem tempat latihan grup rock terkenal di Solo pada saat itu. Di saat inilah Jokowi mulai terhipnotis dengan dunia musik khususnya musik rock. Karena sudah sangat terhipnotis terkadang Jokowi rela berjam-jam hanya untuk menonton penampilan Setiawan Jodi dan kawan-kawan grup musik rock yang menghipnotisnya.” Itu pertama kalinya saya jatuh cinta dengan musik rock,” tutur jokowi. Baginya mendengarkan musik rock sama halnya dengan membangkitkan motivasi dan spirit kehidupan. Ibunya pun bercerita selain menonton aksi grup musik di Trencem, uang hasil tabungannya pun selalu digunakan untuk membeli kaset grup musik rock. Tak heran koleksi kaset musik rock yang dimiliki Jokowi cukup banyak. Perlu diketahui tape yang digunakan Jokowi pada masa muda adalah hasil uang tabungannya sendiri.

 

     “Musik rock adalah kebebasan. Musik rock itu liriknya liar, tegas semangat, dan mampu mendobrak perubahan,” kata Jokowi. Hingga sekarang dirinya masih menikmati musik rock klasik hingga musik rock yang di idolakan anaknya seperti Lamb Of God.

 

     Bagi Jokowi bukanlah pecinta musik rock sejati jika tidak menggondrongkan rambut. Bahkan dengan penampilan gaya rocket itu dia selalu menjadi juara kelas dan juara umum di SMA Negeri 6 Surakarta.

 

UGM dan Sang Pacar

 

     Saat berada di kelas 2 SMA, Jokowi mengambil sikap yang berbeda. Dia merasa dendam dan berusaha menunjukan yang terbaik. Hasilnya, pada saat kelulusan Jokowi menjadi juara umum dan menjadi pelajar dengan nilai terbaik. Setelah lulus tahun 1980, dirinya melanjutkan kuliah di jurusan Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM),Yogyakarta. Keputusannya untuk melanjutkan kuliah menjadikan beban tersendiri untuk ayahnya yang hanya bekerja sebagai tukang kayu geergajian yang hanya cukup untuk makan sehari-hari.

 

     Jokowi termasuk mahasiswa yang rajin kuliah saat itu. Indeks prestasinya pun terhitung lumayan tinggi. Walau punya tampang pas-pasan dengan penampilan lusuh tak terawat sejak semester pertama kuliah, Jokowi sudah punya pacar. Tak Tanggung-tanggung teman adiknya yang dia pacari.” Dia selalu dating ke rumah dengan alas an mencari adik saya”, kata Jokowi. Iriana yang sekarang menjadi istrinya dengan cepat menanggapi,” oh tidak, dia yang ngejar-ngejar saya”, sambar iriana sambil tersenyum.

 

     Selepas kuliah di tahun 1985 Jokowi langsung mendapat pekerjaan dan harus meninggalkan Solo untuk bergabung di PT. Kertas Kraft Aceh di Aceh. Setelah menikah dengan Iriana Jokowi langsung memboyong istrinya tersebut untuk ikut tinggal di Aceh. Namun setelah Iriana hamil Jokowi memutuskan untuk kembali ke Solo.” Bapak feelingnya bagus banges, setiap yang dia lakukan kalau feeling nya bilang jalan pasti berhasil”,tutur iriana. Memang sejak bekerja di Aceh Jokowi berniat untuk membuka usaha sendiri di Solo.

 

 

BAB II

Dari Tukang Kayu Menjadi Wali kota

Jatuh Bangun Usaha Mebel

Setengah tahun bekerja di hutan pinus Merkusi dan tinggal bersama istrinya, akhirnya Jokowi memutuskan untuk kembali ke Solo dan bekerja di perusahaan kayu Pakde Wiyono. Di perusahaan Pakde nya tersebut Jokowi bekerja sebagai bagian kepala produksi. Setelah setahun bekerja dan anak pertamanya Gibran Rakabuning lahir pada tahun 1988 Jokowi membulatkan tekad untuk memulai usaha sendiri dengan bekal pengalaman yang ada.

  

Tanpa modal dan dengan perjuangan serta bantuan beberapa pihak akhirnya Jokowi mendapat kredit sebesar Rp30 Juta dari salah satu bank di Solo untuk memulai usaha mebelnya. Pada lima tahun pertama Jokowi pernah tertipu oleh pembeli yang tidak membayar penjualan mebelnya. Bahkan sekita tahun 1990 Jokowi sempat menganggur selama 8 bulan karena usahanya merugi.

 

 

Nama Dari Prancis

     Berawal ketika krisis ekonomi di tahun 1998 yang saat itu usaha Jokowi tetap bertahan karena usahanya yang sudah mencapai pasar eskspor. Jaringan ekonomi dan pergaulannya dengan dunia luar pun bertambah. Bahkan nama “Jokowi” didapat dari pelanggannya yang berasal dari Prancis.

     Alkisah si pelanggan yang juga teman dekatnya ini merasa nama Joko sudah terlalu banyak hingga si pelanggan ini sering salah mengirim surat. “Mulai saat itu buyer prancis tersebut memanggil saya dengan nama ‘Jokowi’ untuk membedakan dengan Joko yang lainnya”. Dan nama itu pula yang hingga kini terus menempel di baju dinasnya sebagai wali kota. Hingga di kartu nama resminya sebagai wali kota tetap menggunakan nama pemberian temannya tersebut.

 

 

 

Menuju Solo 1

     Kesuksesan usaha Jokowi kian naik hingga sampai suatu saat dia bersama rekan-rekan bisnisnya membentuk Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASPINDO) pada Juli 2002. Teman-teman pengusaha mebel pun menunjuk Jokowi sebagai Ketua Komda Solo Raya selama 2 periode yakni 2002-2004 dan 2004-2008. Disinilah karakter kepemimpinan Jokowi yang ngemong dan visioner terlihat. Hingga pada tahun 2005 Jokowi terpaksa melemparkan jabatannya tersebut hanya untuk terjun ke dunia politik untuk mencalonkan diri menjadi Wali Kota Solo. Jangankan membanyangkan menjadi wali kota, terobsesi untuk terjun ke dunia politik pun tidak terlintas di benak Jokowi apalagi untuk memimpin suatu daerah sepopuler Solo.

     Permasalahan utamanya kala itu adalah kendaraan politik yang akan digunakan. Karena saat itu Jokowi sama sekali tidak berafiliasi pada partai politik manapun. Untuk menindaklanjutinya akhirnya Jokowi dipertemukan dengan ketua DPC PDI Perjuangan Solo, F.X Hadi Rudyatmo. Setelah proses pinang meminang dan menemukan kecocokan akhirnya Jokowi dan F.X Hadi Rudyatmo maju sebagai calon Ketua dan Wakil Ketua Wali Kota Solo dengan mengusung ekonomi kerakyatan dengan memprioritaskan program untuk kalangan bawah. Dan akhirnya pada pemungutan suara Pilkada Solo tanggal 27 Juni 2005 pasangan Jokowi-F.X Hadi Rudyatmo menang dengan persentase lebih dari 37%.

Menggebrak

     Tidak mudah bagi Jokowi ketika pertama kali menjabat sebagai Wali kota Solo. “Banyak orang yang menyampaikan bahwa saya tidak memiliki potongan untuk menjadi Wali Kota. Selain itu, juga banyak yang meragukan karena factor body,” kata Jokowi.

     Bukan Jokowi namanya kalau harus menyerah dan pesimis dengan hal baru. Akhirnya beliau membuat satu gebrakan. Gebrakan pertamanya yaitu melakukan pembenahan sistem pembuatan Kartu Tanda Penduduk(KTP) yang tadinya memakan waktu selama 2 pekan diubaha Jokowi menjadi hanya Satu Jam. Jokowi juga melakukan gebrakan pada sektor pelayanan perizinan. Hampir semua pelayanannya di obrak-abrik dan di ubah jadi lebih baik. Jika sebelumnya perizinan memakan waktu 6-8 bulan setelah dirapikan Jokowi hanya menjadi 6 hari. Hal ini dilakukan karenan Jokowi menerapkan layanan one-stop service

BAB III

Jokowi, Media, dan Wartawan

Keterbukaan

Dalam Negara demokrasi, media massa memiliki posisi strategis dalam masyarakat. Media menjadi salah satu tonggak dari demokratiasasi, sebab media massa yang benar dianggap dapat membangun demokratisasi melalui pemberitaan sehingga mendewasakan masyarakat dalam memandang keberagaman, politik, ekonomi, social,dan budaya.

 

Di solo media dan wartawan saat ini ternyata mampu berpihak kepada rakyat dan memfuksikan factor ketiga fungsi instrumental media massa. Seperti yang di katakana wartawan senior harian Kedaulatan rakyat, hubungan wali kota Solo dengan wartawan cukup akrab, bahkan dalam 30 tahun terakhir Jokowi merupakan satu-satunya Wali Kota yang menjalin hubungan sangat baik dengan wartawan. Kedekatan ini tidak hanya dari sisi pribadi namun dalam interaksi kerja juga, artinya segala sesuatu yang menyangkut Solo disampaikan secara terbuka tidak ada hal yang di tutupi, kata Hari D. Utomo salah satu wartawan senior di Solo

 

 

 

Kritik

     Menurut Pakde Hut, Jokowi juga terbuka dengan masukan dari teman-teman wartawan, bahkan kadang-kadang masukan itu juga untuk kepentingan liputan mereka. Sebagai wartawan senior yang sudah puluhan tahun bertugas di Solo, Pakde Hut pun sempat tercengang saat acara peringatan satu tahun masa jabatan Jokowi-Rudy menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo. Jokowi mengumpulkan berbagai elemen masyarakat mulai dari karyawan kantor Wali kota, pensiunan pejabat PemKot Solo, LSM, dan kelompok masyarakat lainnya untuk melakukan dialog bersama. Namun sebelum dialog dimulai Jokowi mengajukan satu syarat kepada para peserta, yakni tidak diperbolehkan menyampaikan pujian terhadap dirinya. Kritikan dan masukanlah yang wajib disampaikan dalam acara dialog bersama tersebut. Dengan kritikan tersebut, akan diketahui di mana letak kekurangan maupun kesalahannya dalam satu tahun memimpin kota Solo.

BAB IV

Jokowi dan Esemka

Gebrakan Baru

     Senin 2 januari 2011, sementara masih banyak masyarakat Indonesia yang larut dengan suasana tahun baru, Jokowi kembali membuat gebrakan baru. Gebrakan yang dibuatnya kali ini tidak hanya menjadi pusat perhatian masyarakat Solo, tapi masyarakat Indonesia.

    

     Ya semua pun berubah ketika dia menemukan mobil Esemka made in anak-anak SMK di Solo. Siapa pun setuju seorang pemimpin sebaiknya mengendarai mobil buatan bangsanya sendiri. Bagi Jokowi, memilii dan mengunakan produk bangsa sendiri itu merupakan suatu kebanggaan, selain itu harganya pasti akan lebih murah. Bagi Jokowi apa yang telah dilakukan oleh anak-anak SMK di Solo itu patut dipertanyakan. “Hal ini pantas didukung karena ini adalah awal dari kebangkitan industri mobil nasional,” ucap Jokowi.

 

 

 

Brand Ambassador

     Sambil menyeruput the melati yang disajikan di cangkir berwarna putih dengan logo pemerintah kota Solo dan kesejukan ruang rapat di Loji Gandrung, Jokowi dengan tenang dan penuh semangat menceritakan bahwa enam tahun lalu ketika menjadi wali kota Solo, tak ada yang menyangka kalau sosoknya yang kurus dan tidak perlente itu adalah seorang wali kota.

     Banyak tamu yang ingin bertemu dengan Jokowi menyangka yang wali kota adalah salah seorang staf protokoler yang selalu berada di sampingnya. Menurut Jokowi dirinya memang tidak ada potongan menjadi wali kota, kurus, tidak tampan, dan biasa-biasa saja. “Makanya saya memilih untuk menjadi brand Ambassador mobil Esemka ini ketimbang menjadi salesnya,” jelas Jokowi. Sebagai brand ambassador tentunya Jokowi harus memperkenalkan lebih jauh mobil Esemka tersebut.

     Masyarakat Solo pun berbondong-bondong datang kerumah dinas wali kota untuk melihat secara dekat mobil produksi lokal tersebut. Dan dengan begini, dia pun dapat menjaring opini, saran, dan tanggapan langsung dari masyarakat tentang keberadaan mobil itu. Sementara banyak kalangan melihat apa yang dilakukan Jokowi adalah hal yang luar biasa, sedangkan Jokowi malah beranggapan apa yang dilakukannya adalah tanggung jawabnya sebagai wali kota. 

 

Pujian dan Kritikan

     Apresisasi yang datang dari masyarakat juga membuat beberapa pejabat tanpa sengaja menunjukan pujiannya kepada Jokowi. Politikus PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah sebuah kebangkitan mobil nasional yang selama ini ditunggu-tunggu.

     Sementara semakin banyak orang yang memberikan apresiasinya, tiba-tiba dari Wonogiri sehari setelah pemberitaan Jokowi memasang nomor polisi di mobil dinas barunya dan melakukan test drive, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo menilai apa yang dilakukan Jokowi dengan menggunakan mobil hasil rakitan siswa SMK itu adlaah langkah yang sembrono dan mencari muka. Menurut Bibit uji kelayakan terhadap mobil Esemka adalah hal yang wajib. Bukan itu saja dari Jakarta pun ada kabar miring, seorang pejabat penting bahkan minta proyek Esemka dihentikan atau Esemka hanya di produksi dengan mesin dibawah 1500cc. kabarnya, tekanan itu muncul dari beberapa Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mobil asing.

     Saat ini mobil Esemka belum dapat berproduksi seperti produsen mobil yang sudah mapan. Meskipun begitu 6000 unit mobil Esemka telah dipesan oleh calon pembeli, padahal Esemka sendiri belum memproduksinya secara missal. Bagi Jokowi ini bukan hal mudah, karena infrastrukturnya belum siap 100% dan jika Esemka di pesan hari ini maka tiga tahun lagi baru mobilnya bisa diambil. “Jadi kami berharap pemerintah mau membantu kekurangan dana yang kami butuhkan untuk pengembangan pabrik Esemka di Solo Technopark. Jika tidak, sudah ada tiga investor lokal yang siap membantu,” ungkap Jokowi Pasti.

 

 

 

BAB V

Pengalaman Pilkada

Pilkada Solo 2005

     Kamis, 21 Juni 2005 kota Solo memasuki kampanye pilkada putaran akhir. Untuk menarik dukungan para calon wali kota dan wakil wali kota mendatangkan para pengumpul massa yang dianggap mampu menambah dukungan. Keesokan harinya Jokowi yang diusung oleh parta PDI Perjuangan melakukan kampanye di stadion Sriwedari,Solo. Sebelumnya dikabarkan bahwa ketua umum dari PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri akan hadir, tentu kabar tersebut membuat simpatisan partai senang bukan kepalang.

     Entah karena apa, tiba-tiba terdengar kabar bahwa Megawati batal hadir di Solo. Namun pasangan Jokowi tidak pula berkecil hati, begitu juga para pendukung dan simpatisan PDIP yang mendukung Jokowi. Untuk memenangkan pilkada saat itu bukanlah perkara mudah bagi Jokowi sebagai pendatang baru di ranah dunia politik. Barulah setelah mendapat sumbangan dari beberapa pihak Jokowi bersama pasangan tim suksesnya berkampanye.

 

 

Mesin Partai

     Untuk membangun strategi kampanye pilkada Solo 2005, Jokowi tidak mengalami kesulitan yang berarti. Kedekatannya dengan berbagai lapisan masyarakat di Solo membuat tim sukses mudah dalam bekerja. Mereka dengan cepat menyerap informasi karakter pemimpin seperti apa yang diinginkan masyarakat. Selama bertemu dengan konstituennya, Jokowi lebih banyak mendengar dna menyerap semua informasi dan masukan dari masyarakat. Jokowi juga setia mendengar keluhan-keluhan yang disampaikan masyarakat sehubungan dengan tata kelola pemerintahan di Solo. Gaya kampanye Jokowi yang berbeda dengan lawan-lawannya ini sangat dimanfaatkan karena tidak perlu menggelontorkan banyak biaya. Untuk mengoptimalkan mesin partai ini, pasangan Jokowi, Rudy mengungkapkan pihaknya selalu melakukan konsolidasi internal, baik saat sebelum kampanye maupun sesudah kampanye hingga di hari pemilihan.

Ultah dan Kemenangan 2005

     Di malam penghitungan hasil pilkada, tepatnya 27 Juni 2005 pukul 21.00 WIB menurut perhitungan suara sementara yang dikeluarkan KPUK Solo, Jokowi menguasai 37,64% dari total suara sah. Kemenangan Jokowi dalam perhitungan sementara tersebut sekaligus menjadi kalo ultahnya yang ke 44. Pasalnya pada 21 Juni 2005 atau enam hari sebelum hari kemenangan, Jokowi merayakan hari jadinya. Bagi Jokowi kemenangan itu adalah sebuah kado ultah paling istimewa dari masyarakat Solo.

     Sebagai ungkapan syukur kepada masyarakat, malam itu juga Jokowi menggelar open house di Graha Saba Buwana. Ratusan massa pendukungnya pun terlihat berdatangan dan memadati lokasi syukuran. “ Saya bersyukur kepada Allah swt. Atas anugerah yang diberikan kepada saya. Tak lupa kepada masyarakat Solo yang memberikan dukungan kepada kami berdua.” Ujar Jokowi berbinar-binar pada acara syukuran malam itu. Jokowi juga berpesan kepada massa pendukungnya agar tidak terlalu berlebihan dalam merayakan kemenangannya karena hasilnya belom final dan harus menunggu pengumuman resmi yang ditetapkan oleh KPUK Solo.

 

Maju Lagi

     Kesuksesan Jokowi memimpin Solo di kurun waktu 2005-2010 ternyata tidak membuat dirinya serta-merta memutuskan untuk maju di pilkada periode berikutnya. Baginya banyak pertimbangan yang harus dipikirkan untuk maju lagi sebagai kepala daerah walau dukungan kali ini semakin meningkat.

     Enam bulan menjelang pelaksanaan pilkada yang dilaksanakan pada 27 April 2010, konstelasi politik di Solo memang belum teraba. Setelah sekian lama ditunggu-tunggu, tidak ada sikap apapun dari Jokowi saat itu. Meski musyawarah kerja cabang khusus atau Muskercabus PDIP Solo menetapkan pasangan Jokowi-Rudi kembali maju untuk mengikuti pilkada. Keengganan Jokowi pada saat itu sebenarnya dikarenakan aspek keluarga, kemudian moral dan sosial. Yang terberat bagi Jokowi adalah faktor keluarga.

 

     Akhirnya keputusan Jokowi untuk maju baru dia jawab pada akhir Januari 2010, tiga bulan menjelang pilkada lebih tepatnya. Jokowi bersama pasangannya pun mendaftar ke KPUK dan mendapat nomor urut 1. Dalam kampanye 2010, Rudy mengungkapkan bahwa biaya kampanye mereka relative jauh lebih kecil dari pilkada sebelumnya. Biaya yang diperoleh merupakan hasil sumbanga masyarakat yang sudah berbentuk atribut kampanye.

     Sebagai calon incumbent dalam kampanye Jokowi memanfaatkan isu program kerja yang belum tuntas di lakukannya pada periode pertama. Dengan demikian langkah untuk maju kembali adalah dalam rangka memperjuangkan program-program yang belum selesai untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

     Rudy sangat percaya kalau Jokowi bakal menang telak pada pilkada 2010,” Sebelum pemilihan tanggal 26 April 2010, saya sudah memprediksi jika perolehan suara sekitar 89,99%. Itu saya utarakan saat pertemuan dengan petugas saksi pilkada di Graha Sabha Pramana. Kenyataannya malah mendapat suara 90,99% ,” Jelas Rudy sambil tersenyum bangga. Kemenangan ini pun tercatat sebagai kemenangan dengan kampanye pilkada termurah dalam sejarah pemilihan kepala daerah di Indonesia yang dilakukan kepala daerah.  

 

BAB VI

Jokowi Dan Korupsi

IPK Solo

     Tahun 2002, ketika Jokowi sedang asyik-asyiknya berbisnis dan sibuk mengatur strategi agar penjualan produknya ke luar negri terus meningkat, gelombang dugaan kasus korupsi tengah berlangsung. Sebagai pengusaha lokal, Jokowi tentu tidak kaget dengan segala pemberitaan kasus korupsi itu. Dia pernah menjadi korban praktik-praktik korupsi. “ Saya heran, untuk membuat KTP dan mendapat izin usaha saja memerlukan waktu pengurusan berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Itu memnbuat peluang untuk korupsi,” ujarnya dengan wajah kesal mengingat masa-masa sulit ketika membuat KTP dan izin usaha.

      

 

KTP dan Izin Usaha

     Di awal jabatannya sebagai wali kota, Jokowi menyiapkan program tiga bulan untuk mengubah sistem pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pembuatan KTP yang dulunya memakan waktu hingga 2 minggu, saat ini hanya dikerjakan dalam tempo paling lambat satu jam. Dari hasil telaah Jokowi bersama beberapa pakar IT sebenernya pembuatan KTP hanya membutuhkan waktu 8 menit. Namun Jokowi menjanjikan pembuatan KTP di Solo diselesaikan dalam 1 jam. Caranya tentu dengan membangun sistem informatika dan database yang benar, serta didukung sumber daya manusia yang berkomitmen untuk tidak melakukan praktik korupsi.

     Perubahan sistem yang diusung Jokowi ini memang pada awalnya menimbulakn resistensi dari bawahannya, bahkan pada tahun pertama perlawanan gagasan perubahan sistem pembuatan KTP ini sangat nyaring terdengar. Di masa awal, Jokowi sempat mencopot tiga orang lurah, satu camat, dan satu kepala dinas. Pasalnya para pejabat tersebut menolak sistem yang diterapkan oleh Jokowi.

     Tak berbeda jauh dengan sistem pembuatan KTP, sistem pelayanan perizinan juga dirubah, sehingga dapat diselesaikan dalam kurung waktu hanya 6 hari. Perizinan usaha dapat diurus melalui layanan one stop service dimana para pemohon dapat memantau langsung proses perizinan itu dari peralatan yang disediakan. Perubahan-perubahan sistem yang dilakukan Jokowi tersebut memang mengacu pada pola piker swasta yang mengutaman kecepatan pelayanan. Sementara itu birokrasi sangat procedural.

     Untuk memenuhi janjinya ketika berkampanye sebagai calon wali kota Solo, Jokowi menggratiskan kepada masyarakat yang ingin mengurus perizinan usaha hal ini dikarenakan agar mereka dapat dimudahkan dalam mengakses kredit di bank. “ Ini penting bagi mereka agar dapat mengembangkan usahanya sehingga bermanfaat bagi keuangan daerah juga,” ucap Jokowi.

 

PSK

     Guna mengurangi tingkat korupsi, Jokowi juga memangkas anggaran APBD yang nilainya kecil. “ Anggaran 300 juta kebawah saya hapus. Sebagai contoh, sebelum dirinya menjabat sebagai wali kota, anggaran untuk rehabilitasi Pekerja Seks Komersial di Solo nilainya tida pernah berubah, selalu saja di angka antara 100juta-300juta. Kalau dibiarkan itu bisa menjadi lahan korupsi,” katanya. Jokowi juga mengatakan bahwa dirinya tidak anti dengan investasi. Menurutnya investasi penting untuk pembangunan kota dan daerah.

Comments on: "TULISAN II" (1)

  1. mantep artikelnya

Leave a reply to Yohanes Santoso Cancel reply